Senin, 21 Maret 2011

Peran mahasiswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Apa yang terlintas dibenak kitketika kita mendengar kata”mahasiswa”, mungkin tidak hanya satu jawaban yag akan terucap dari banyak orang dengan beranekaragam latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dbalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang  yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara.
         
          Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat,parpol dan ABRI dalam menyuarakan TriTura(Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari(Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur sentosa, meskipun sampai sekarang buah tangan dari perjuangan mahsiswa tersebut masih jauh panggang dari api. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa kekuatan mahasiswa dalam kancah perpolitikan nasional menjadi patut diperhitungkan sebagai gerakan yang murni membela kepentingan rakyat semata.
         
          Sekarang mari kita tengok aktivitas mahasiswa zaman sekarang, Amien Rais pernah mengutarakan intensitas dan kualitas dari gerakan kemahasiswaan cenderung mengalami penurunan seiring datangya era globalisasi ke negeri kita tercinta ini, kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disesaki para mahasiswa. Penulis tidak melarang tentunya sebatas itu tidak melanggar syariat, karena sebagai manusia tentunya kita juga butuh yang namanya hiburan. Tetapi hal itu juga harus disaring dengan kekuatan iman kita. Kembali kepada kualitas gerakan kemahsiswaan masa sekarang yang cenderung menurun, maka sadar atupun tidak itu merupakan efek dari masuknya era globalisasi ke indonesia tanpa diharmonisasi dengan manajemen waktu dan diri yang baik. Untuk membangun citra mahasiswa sebagai agen pembaharu ataupun kaum intelektual yang mana dipundaknya ada masa depan bangsa ini yang akan dilabuhkan dimana, maka kita harus memupuk rasa persaudaraan dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Selain itu tentunya kita perlu membangun konsep intelektual dalam gerakan yang sinergi dan terarah menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sehingga kedepan mahasiswa tidak hanya dikenal lewat aktivitasnya ketika menjalani perkuliahan saja,tetapi sebagai elemen bangsa yang peka terhadap kondisi permasalahan disekitarnya .

Rabu, 02 Maret 2011

akses internet KORSEL adalah tercepat di dunia

SEOUL (Berita SuaraMedia) - Korea Selatan pantas disebut surga buat pengguna internet. Bagaimana tidak, kecepatan akses di sana jauh di atas kecepatan rata-rata di dunia.

Hasil analisis yang dilakukan Akamai mencatat, rata-rata kecepatan internet global 1,7 Megabits per detik (Mbps).

Sejumlah negara memang melampaui kecepatan itu. Namun, kota yang memiliki kecepatan akses paling cepat di dunia adalah Masan, Korea Selatan. Rata-rata 12 Mbps dan pengguna bisa mengunduh hingga 33 Mbps.

Tentu saja koneksi internet  Korea Selatan mengalahkan koneksi internet Amerika Serikat.

Bahkan, Diperkirakan akhir 2012, semua rumah Korea Selatan mendapatkan akses 1Gb/detik.

Pernyataan tersebut dilaporkan New York Times. Angka itu menjadi 10 kali lipat peningkatan standar nasional Korea Selatan serta 200 kali lebih cepat dari rata-rata koneksi rumah tangga di Amerika Serikat. "100 Mbps tersedia di Korsel, namun secara harga tidak bisa dijangkau oleh publik. Maklum, ongkosnya mencapai ratusan dolar AS per bulan," kata David Belson, Head of Market Intelligence Akamai.

Laporan Akamai ini sekaligus menunjukkan bagaimana jaringan mobile juga menuntut permintaan kecepatan data yang lebih besar.

Sekitar 83 dari 109 provider menawarkan kecepatan lebih besar dari 22 Mbps, 33 menawarkan 5 Mbps dan 6 provider 10 Mbps. Rata-rata kecepatan mobile global bervariasi, antara 105 Kbps hingga 7,2 Mbps. Uniknya variasi kecepatan ini juga bisa ditemui di Slovakia.

Negara-negara di Asia mendominasi kota-kota dengan akses internet tercepat di dunia. Dalam pemeringkatan dua puluh besar, didominasi oleh kota-kota di Korea Selatan dan Jepang.

Berikut daftar peringkat kecepatan akses internet:

1. Korea Selatan 12Mbps
2. Hong Kong 9Mbps
3.  Jepang 7.8Mbps
4. Romania 6.3Mbps
5. Latvia 6.3Mbps
6. Swedia 6.1Mbps
7. Belanda 5.9Mbps
8. Ceko 5.4Mbps
9. Denmark 5.3Mbps
10. Swiss 5.2Mbps. (ar/km/inl) www.suaramedia.com